Dosa

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa bagi penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang diletakkan dua bara api di bawah tumitnya sehingga mendidih otaknya” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim). Dalam hidup ini, dosa kadangkala dianggap sebagai perkara yang ke sekian. Perkara yang diutamakan adalah memenuhi kehendak hati, meskipun itu berdosa. Padahal seringan-ringan dosa, sebagaimana dalam hadits di atas, azabnya bisa melelehkan otak karena demikian panasnya api neraka.

Lantas mengapa sebahagian kita cenderung mengabaikan dosa? Itulah pertanda kedurhakaan, sebagaimana sabda Rasul, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan orang yang takut akan gunung yang akan menimpanya. Sedangkan orang durhaka melihat dosa-dosanya bagai melihat seekor lalat lewat di depan hidungnya...” (HR Muslim). Demikian ringannya dosa dalam pandangan orang durhaka kepada Allah.

Sedangkan dalam al-Qur’an, untuk orang demikian disebut sesat. “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutup pada penglihatannya.” (QS. al-Jatsiyah: 23). Mudah-mudahan, kita mau senantiasa memanfaatkan waktu sejenak untuk berpikir tentang dosa yang terjadi sebelum berbuat sesuatu. (By:Jarjani Usman)